MAKALAH
EVALUASI
PENDIDIKAN
PENGUKURAN
RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR
Disusun
untuk memenuhi tugas:
Mata Kuliah :
Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Ahmad Afroni, M.Pd
Disusun
Oleh:
Naila
Rahmatillah 202109322
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Evaluasi
pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan
pendidikan. Bertujuan melakukan evaluasi dalam proses belajar
mengajar untuk mendapatkan informasi akurat mengenai tingkat
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya. Selain kegiatan menilai hal yang tidak kalah
penting dalam proses evaluasi adalah kegiatan awal dalam proses
evaluasi.
Pengukuran
disini tidak hanya dilihat dari satu aspek semata, melainkan dari
dari berbagai aspek yang menyangkut diri peserta didik, yang mana
aspek – aspek tersebut akan sangat mempengaruhi hasil akhir yang
akan dicapai dalam kegiatan evaluasi pendidikan.
Datang
dari alasan tersebut, penulis akan mencoba mengupas masalah –
masalah terkait dengan pengukuran, dimana pengukuran disini dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu pengukuran ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
- Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah diatas saya ketahui rumusan masalah :
- Apa definisi pengukuran ?
- Apa saja ranah pengukuran dalam pendidikan ?
- Apa saja aspek dalam ranah kognitif ?
- Apa saja jenjang kemampuan dalam ranah afektif ?
- Bagaimana skema tingkat klasifikasi dan subkategori dari ranah psikomotor ?
- Tujuan Pembahasan
- Untuk mengetahui definisi pengukuran ?
- Untuk mengetahui ranah pengukuran dalam pendidikan ?
- Untuk mengetahui aspek – aspek dalam ranah kognitif ?
- Untuk mengetahui jenjang kemampuan dalam ranah afektif ?
- Mendeskripsikan skema tingkat klasifikasi dan subkategori dari ranah psikomotor ?
BAB II
PEMBAHASAN
PENGUKURAN
RANAH KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK
Pengukuran
dalam sokalah hanya dengan pencandraan ( deskripsi ) kuantitatif
mengenai tingkah laku siswa. Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan
mengenai baiknya atau nilai tingkah laku yang diukur itu.
Lord
dan Novick ( 1968 ) mendefinisikan bahwa pengukuran adalah suatu
prosedur untuk memberikan angka ( biasanya disebut skor ) kepada
suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian sehingga
mempertahankan hubungan, senyatanya antara seseorang dengan orang
lain sehubungan dengan sifat yang diukur.
Untuk mengukur
seseorang menurut batasan tersebut diatas, perlu :
- Mengidentifikasi orang yang hendak diukur itu.
- Mengidentifikasi karakteristik ( sifat – sifat khas ) orang yang hendak diukur.
- Menetapkan prosedur yang hendak dipakai untuk dapat memberikan angka – angka pada karakteristik tersebut.
- Pengukuran Ranah Kognitif
Dalam
hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan
paling utama.
Aspek
kognitif diberdakan atas enam jenjang menurut Taksonomi Bloom ( 1956
) yang diurutkan secara hierarki pyramidal.
Sistem klasifikasi
Bloom itu dapat digambarkan sebagai berikut :
Keenam
aspek ini bersifat kontinum dan overlap ( saling tumpang tindih ).
Aspek yang lebih tinggi meliputi semua aspek dibawahnya.
Berikut
ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap – tiap aspeknya.
- Pengetahuan ( Kowladge )
Pengetahuan
adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi Bloom. Sering juga
disebut aspek ingatan ( recall ).
Dalam
jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau
mengetahui atau dapat menggunakannya.
Pengetahuan
atau kemampuan mengingat ini dapat dirinci sebagai berikut :
- Terminologi
Kemampuan yang
paling besar ialah mengetahui arti tiap kata. Anak selalu bertanya
kepada orang tuanya arti kata – kata yang ditemuinya dalam buku
atau dalam percakapan dengan teman – temannya.
- Fakta – fakta lepas ( Isolated Facts )
Setelah memahami
prinsip – prinsip atau konsep – konsep bahasa, anak menanjak pada
pengetahuan akan factor – factor lepas. Fakta yang diketahuinya
tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta – fakta lepas.
- Universal & Abstraksi
Pengetahuan akan
bagan – bagan dan pola – pola utama yang dipakai untuk
mengorganisasikan fenomena – fenomena.
Termasuk dalam
kelompok ini adalah :
- Prinsip – prinsip & Generalisasi
Siswa diharuskan
menguasai prinsip – prinsip atau generalisasi tertentu yang
berhubungan dengan bahan pengetahuan lain.
- Teori
Teori merupakan
perumusan – perumusan yang paling abstrak dan dapat menunjukkan
saling berhubungan dan organisasi dari hal – hal yang khusus.
- Pemahaman ( Comprehension )
Kemampuan
ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa
dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa
yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkannya denga hal – hal lain.
Kemampuan pemahaman
dapat dijabarkan menjadi 3 yaitu :
- Menerjemahkan
Pengertian
menerjemahkan disini bukan saja pengalihan ( translation ) arti dari
bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, dapat juga konsepsi
abstrak menjadi suatu model.
- Menginterprestasikan ( Interprestation )
Kemampuan ini lebih
luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal &
memahami.
- Mengekstrapolasi ( Extrapolation )
Agak lain dari
menerjemahkan & menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia
menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
- Penerapan ( Application )
Dalam
jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide – ide umum, tata
cara, ataupun metode – metode, prinsip – prinsip, serta teori –
teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi dimana ide, metode dan
lain – lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak
demikian, maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi
ingatan semata – mata.
- Analaisis ( Analysis )
Dalam
jenjang kempuan ini seorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsure – unsure atau
komponen – komponen pembentukkannya.
Kemampuan analisis
diklasifikasi atas 3 kelompok yaitu :
- Analisis unsur
Dalam analisis unsur
diperlukan kemampuan merumuskan asumsi – asumsi dan
mengidentifikasi unsure – unsure penting dan dapat membedakan
antara fakta dan nilai.
- Analisis hubungan
Analisis jenis ini
menuntut kemampuan mengenal unsur – unsur dan pola hubungannya.
- Analisis prinsip – prinsip yang terorganisasi
Jenis analisis ini
menuntut kemampuan menganalisis pokok – pokok yang melandasi
tatanan suatu organisasi.
- Sintesis ( Syntesis )
Pada
jenjang ini seorang dituntut untuk dapat menghasilkan suatu yang baru
dengan jalan menggabungkan atau menyusun kembali ( reorganize ) hal –
hal yang spesifik.
- Penilaian ( Evalution )
Kemampuan
evaluasi adalah jenjang tertinggi dari aspek kognitif menurut Bloom.
dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat
mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan
suatu criteria tertentu.
- Pengukuran Ranah Afektif
Ranah
afektif meliputi 5 jenjang kemampuan antara lain :
- Menerima ( Receiving )
Jenjang
ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam
fenomena atau stimuli khusus. Dipandang dari segi pengajaran, jenjang
ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan &
mempertahankan perhatian siswa.
- Menjawab ( Responding )
Kemampuan
ini berkaitan dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak
hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini
dapat menekankan kemauan untuk menjawab atau kepuasan dalam menjawab.
- Menilai ( Valuing )
Jenjang
ini berkaitan dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini berjenjang mulai
hanya sekedar penerimaan nilai sampai ketingkat komitmen yang lebih
tinggi.
- Organisasi ( Organization )
Tingkat
ini berhubungan dengan menyatukan nilai – nilai yang berbeda,
menyelesaikan / memecahkan konflik diantara nilai – nilai itu, dan
mulai membentuk sistem nilai yang konsisten secara internal.
- Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai ( characterization by a value or value complex )
Pada
jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah
lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk
karakteristik “ pola hidup “.
- Pengukuran Ranah Psikomotor
Perkataan
psikomotor berhubungan dengan kata “ motor, sensory motor atau
perceptual – motor”. Jadi ranah psikomotor berhubungan dengan
kerja otot, sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian –
bagiannya. Yang termasuk ke dalam klasifikasi gerak disini disini
mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu meliputi kertas sampai
dengan merakit suku cadang televise serta computer.
Berikut
ini adalah skema tentang tingkat klasifikasi dan subkategori dari
ranah psikomotor.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Pengukuran adalah
suatu prosedur untuk memberikan angka ( biasanya disebut skor )
kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian
sehingga mempertahankan hubungan, senyatanya antara seseorang dengan
orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur
- Pengukuran Ranah Kognitif
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Penerapan
- Analisis
- Sistesis
- Penilaian
- Pengukuran Ranah Afektif
- Menerima ( Receiving )
- Menjawab (Responding )
- Menilai ( Valuing )
- Organisasi ( Organizing )
- Karakteristik dengan suatu nilai kompleks nilai ( characterization by a value or value complex )
- Pengukuran Ranah Psikomotor
Ranah
psikomotor berhubungan denga kerja otot, sehingga gerakannya tubuh
atau bagian – bagiannya.
Tingkat
Klasifikasi dan Subkategori
|
Batasan
|
Tingkah
laku
|
1. Gerakan Refleks
1.1 Refleks Segmental
1.2 Refleks Intersegmental
1.3
Refleks Suprasegmental
|
Kegiatan yang timbul tanpa sadar dalam
menjawab rangsangan
|
Bungkuk,
meregangan badan, penyesuaian postur tubuh.
|
2. Gerakan Fundamental yang Dasar
2.1 Gerakan Lokomotor
2.2 Gerakan Nonlokomotor
2.3
Gerakan Manipulatif
|
Pola-pola gerakan yang dibentuk dari
paduan gerakan-gerakan refleks dan merupakan dasar gerakan
terampil kompleks
|
Jalan,
lari, lompat, meluncur, guling, mendaki, dorong, tarik, pelintir,
pegar dan sebagainya.
|
3. Kemampuan Perseptual
3.1 Diskriminasi Kinestesis
3.2 Diskriminasi Visual
3.3 Diskriminasi Auditeoris
3.4 Deskriminasi Taktil
3.5
Diskriminasi Terkoordinir
|
Interprestasi stimulasi dengan berbagai
cara yang memberi data untuk siswa membuat penyesuaian dengan
lingkungannya.
|
`Hasil-hasil
kemampuan perseptual diamati dalam semua gerakan yang disengaja
|
4. Kemampuan Fisik
4.1 Ketahanan
4.2 Kekuatan
4.3 Fleksibilitas
4.4
Agilitas
|
Karakteristik fungsional dari kekuatan
organik yang esensial bagi perkembangan gerakan yang sangat
terampil
|
Lari jauh,
berenang, gulat, bungkuk, balet, mengetik dan sebagainya.
|
5. Gerakan Terampil
5.1 Keterampilan Adaptif
5.2 Keterampilan Adaptif Terpadu
5.3
Keterampilan Adaptif Kompleks
|
Suatu
tingkat efisiensi apabila dilakukan tugas-tugas gerakan kompleks
yang didasarkan atas pola gerakan yang interen
|
Semua
keterampilan yang dibentuk atas dasar lokomotor dan pola gerakan
manipulatif
|
6. Komunikasi Nondiskursif
6.1 Gerakan ekspresif
6.2
Gerakan Interpretif
|
Komunikasi melalui gerakan tubuh mulai
dari ekspresi muka sampai gerakan koreografis yang rumit
|
Postur
tubuh, gerakan muka, semua gerakan tarian dan koreografis yang
dilakukan dengan efisien
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar