Kamis, 12 April 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) MATERI AL – QUR’AN


RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN ( RPP)
MATERI AL – QUR’AN

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Micro Teaching
Dosen peengampu : Chusna Maulida, M,pd.









Disusun oleh
Nama : Ella Kamila
Nim : 202109328
Kelas : G




JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2011 / 2012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri Pekalongan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Pokok Bahasan : Al – Qur’an
Sub Pokok Bahasan : Hukum Bacaan Mad
Kelas / semester : VIII / 2 ( genap)
Tahun pelajaran : 2011 / 2012
Alokasi Waktu : 1 x 10 menit

  1. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum Bacaan Mad
  1. Kompetensi Dasar
  1. Menjelaskan hukum bacaan Mad
  2. Menjelaskan macam-macam hukum bacaan Mad dan menunujukan contoh bacaan Mad dalam surat – surat Al – Qur’an
  3. Mempraktikan hukum bacaan Mad dalam surat-surat Al Qur’an dengan baik dan benar
  1. Indikator
  1. Menjelaskan Pengertian Bacaan Mad
  2. Menjelaskan macam-macam hukum Bacaan Mad dan Contohnya :
  3. Menuliskan contoh hukum bacaan dalam surat-surat Al-Qur’an
  4. Mempraktikkan cara membaca bacaan Mad.
  1. Tujuan Pembelajaran
  1. Sekolah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengertian bacaan Mad.
  2. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan macam-macam hukum bacaan Mad dan dapat menuliskan contoh bacaan Mad dalam surat-surat Al-Qur’an
  3. Setelah mengikuti pembelajaraan siswa dapat mempraktikkan bacaan Mad dalam surat-surat Al-Qur’an
  1. Materi Pembelajaran
  1. Pengertian Bacaan Mad
Secara bahasa Mad berarti panjang, sedangkan pengertian Mad dalam ilmu Tajwid adalah Memanjangkan bunyi huruf haijaiyah karena adanya pertemuan antara huruf hijaiyah yang berharakat fathah ( ) bertemu dengan Alif ( ) huruf hijaiyah yang berharakat kasrah ( ) bertemu dengan Ya’ sukun ( ) dan huruf hijaiyah yang berharakat dhummah ( ) bertemu dengan wawu sukun ( ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa huruf Mad ada tiga yaitu Alif ( ) Ya’ ( ) dan wawu ( ) yang biasa disingkat dengan Ayuu ( )


Contoh
No
Lafal
Sebab
1.








2.








3.









2. Macam-Macam Mad
Pada dasarnya Mad terbagi menjadi dua, yaitu :
  1. Mad Thobi’i / Mad Asli
Mad Thobi’i atau Mad Asli adalah Mad yang keadaanya masih belum ditambah panjangnya karena sebab-sebab tertentu. Atau dapat pula dikatakan bahwa Mad Thobi’i adalah Apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat Fathah ( ) bertemu dengan Alif ( ) huruf hijaiyah yang berharakat kasrah ( ) dengan Ya’ sukun ( ) dan huruf hijaiyah yang berharakat dhummah ( ) bertemu dengan wawu sukun ( ). Panjang bacaan Mad Thobi’I adalah satu Alif atau dua harakat / ketukan.
Contoh
No
Lafal
Sebab
1.


2.


3.





  1. Mad Far’i
Secara bahasa Mad Far’i berarti cabang atau bagian. Dikatakan Mad Far’i karena ini merupakan pengembangan dari Mad Thobi’I yang dikarenakan adanya sebab-sebab tertentu.
Mad Far’i terbagi atas.
  1. Mad Wajib Muttasil
Adalah apabila ada Mad Thobi’i bertemu dengan hamzah ( ) dalam satu kalimat. Panjang bacaan Mad wajib Muttasil adalah dua setengah Alif atau Lima harakat ketukan.
Contoh
No
Lafal
Sebab
1


2


3


4


5



  1. Mad Jaiz Munfasil
Adalah apabila ada Mad Thobi’i bertemu dengan hamzah ( ) di lain kalimat. Panjang bacaan Mad Jaiz Munfasil adalah dua setengah Alif atau lima harakat / ketukan.
Contoh

No
Lafal
Sebab
1.


2.


3.


4.


5.





  1. Mad Iwad
Adalah apabila ada huruf hijaiyah berharakat Fathah tanwin ( )dibaca waqof. Panjang bacaan Mad Iwad adalah satu Alif dua harakat / ketukan.
Contoh
No
Lafal
Sebab
1.


2.


3.


4.


5.



  1. Metode dan Model Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab
Drill dan penugasan

Model Pembelajaran : Cooperative Learning.

  1. Langkah –Langkah Pembelajaran

No
Kegiataan
Waktu
Metode
1.








2.

.



















3



Pendahuluan
Apersepsi
  • Guru mengucapkan salam
  • Guru mengkondisikan Kelas
  • Guru menyampaikan tujuan
Pembelajaran.
  • Guru membagikan beberapa kartu yang berisi contoh-contoh bacaan Mad kepada siswa.

Kegiaatan Inti :
  1. Eksplorasi
  • Guru mengawali pembelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang hukum bacaan Mad
  • Guru menerangkan secara detail.
  1. Elaborasi
  • Guru meminta semua siswa untuk mambaca secara bersama-sama surat An-Nashr dan menguraikan bacaan Madnya.
  • Guru meminta siswa untuk menunjukkan kartu yang telah dibagikan kepada siswa serta menunjukan salah satu siswa untuk membaca dan menguraikannya.
  • Guru menunjukan beberapa siswa dan memberi pertanyaan mengenai materi yang telah dibahas.
C. Konfirmasi
  • Siswa memberi umpan balik dan Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa.

Penutup:
  • Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari macam-macam Mad Far’i yang belum dibahas dan mencari contohnya masing-masing 3.
  • Guru bersama-sama siswa mengakhiri pelajaran degan mengucapkan hamdalah
  • Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
2 Menit








7 menit






















1 menit



Ceramah








Ceramah, Tanya-jawab, Drill




















Penugasan
  1. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : White Board
Spidol
Kertas Asturo
Sumber Pembelajaran
  1. Tim Abdi Guru, 2004. Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Penerbit Erlangga.
  2. LKS, Tim MGMP PAI, Pendidikan Agama Islam Kelas VIII.
  3. Buku Tajwid.

  1. Penilaian
No
Indikator Penilaian
Teknik
Bentuk Instrument Penilaian
Instrument
1.
Mampu menjelaskan Hukum bacaan Mad
Tes tertulis
Uraian
Jelaskan pengertian Mad secara bahasa maupun secara ilmu Tajwid?
2.
Mampu menyebutkan dan menjelaskan macam-macam bacaan mad
Tes tertulis
Uraian
Sebutkan dan jelaskan macam-macam bacaan Mad?
3.
Mampu menulis contoh bacaan Mad
Tes tertulis
Uraian
Tuliskan masing-masing 2 contoh bacaan Mad Thobi’I Mad wajib Muttasil, Mad Jaiz Munfasil, dan mad Iwad?
4.
Mampu mempraktikan bacaan Mad dalam surat An-Nashr dengan baik dan benar dan mampu menguraikan bacaan Madnya
Tes lisan
Praktik
Bacalah Surat An-Nashr dan uraikan bacaan Madnya!


Skor Penilaian : Skor peniPenilaian : Nomor 1 : 25
Nomor 2 : 25
Nomor 3 : 25
Nomor 4 : 25
Nilai Akhir : Penjumlahan dari skor penilaian


Kunci Jawaban

No
Jawaban
Skor
1.








2.



























3.




























4.























Mad secara bahasa berarti penjang, sedangkan mad secara ilmu Tajwid adalah memanjangkan bunyi huruf Hijaiyah karena adanya pertemuan antara huruf hijaiyah yang berharakat Fathah ( ) bertemu dengan Alif ( ) huruf Hijaiyah yang berharakat Kasroh ( ) bertemu dengan ya’ sukun ( ) dan huruf hijaiyah yang berharakat Dhumah ( ) bertemu dengan Wawu sukun ( )


Bacaan Mad terbagi menjadi 2 :
  1. Mad Thobi’i
Adalah apabila ada huruf Hijaiyah yang berharakat Fathah ( ) bertemu dengan Alif ( ), huruf Hijaiyah yang berharakat Kasroh ( ) bertemu dengan Ya’ Sukun ( ) dan huruf Hijaiyah yang berharakat Dhummah ( ) bertemu dengan Wawu sukun ( ).
Panjang bacaannya adalah satu Alif atau dua Harakat / ketukan.
  1. Mad Far’i
Adalah cabang dari Mad Thobi’i
Mad Far’I terdiri atas :
  1. Mad Wajib Muttasil
Adalah apabila ada Mad Thobi’I bertemu dengan Hamzah ( ) dalam satu kalimat.Panjang bacaanya adalah dua setengah Alif atau lima Harakat / ketukan.
  1. Mad Jaiz Munfasil
Adalah apabila ada Mad Thobi’I bertemu dengan Hamzah ( )dilain kalimat. Panjang bacaannya adalah dua setengah Alif atau lima harakat / ketukan.
  1. Mad Iwad
Adalah apabila ada huruf Hijaiyah berharakat Fathah tanwin ( ) dibaca Waqof.
Panjang bacaannya adalah satu Alif atau dua Harakat / ketukan.




Contoh:

  1. Bacaan Mad Thobi'i






  1. Bacaan Mad Wajib Muttasil






  1. Bacaan Mad Jaiz Munfasil






  1. Bacaan Mad Iwad





Bacaan yang terdapat pada surat An-Nashr:

1.
Mad Thobi’I
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.

2.
Mad Wajib Muttasil
Sebab Mad Thobi’I bertemu hamzah ( ) dalam satu kalimat.
Panjangnya dua alif atau lima harakat / ketukan.

3.
Mad Thobi’i
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat.

4.
Mad Thobi’I
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.

5.
Mad Thobi’i
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.

6.
Mad Thobi’i
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat /ketukan.

7.
Mad iwad
Sebab fathah tanwin dibaca waqaf.
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.

8.
Mad Thobi’i
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.

9.
Mad Thobi’i
Sebab
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.

10.
Mad Iwad
Sebab fathah tanwin dibaca waqaf.
Panjangnya satu alif atau dua harakat / ketukan.


25









25





























25




























25
































Skor
100



Pekalongan, 27 Februari 2012
Mengetahui,
Dosen pengampu Guru praktikan

Chusna Maulida, M.Pd. Ella Kamila
NIP. 1961981981981498 NIM 202109328



BAB I PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang masalah
Kepribadian muslim merupakan tujuan akhir dari setiap usaha pendidikan islam. Kepribadian yang diharapkan islam adalah kepribadian yang sesuai dengan norma-norma islam. Kepribadian tidak terjadi dengan sekaligus, akan tetapi melalui proses kehidupan yang panjang. Maka dalam hal ini pendidikan mempunyai peran yang besar dalam pembentukan kepribadian muslim.
Kepribadian muslim diartikan sebagai identitas yang dimiliki oleh seseorang sebagai cirri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim baik yang ditampilkan sebagai tingkah laku lahiriah maupun sikap batiniahnya.
Di satu sisi kepribadian itu mempunyai cirri khas yang bersifat individual yang berbeda dengan yang lainnya dan dipihak lain individu diharapkan dapat menampilkan kepribadian yang integral dalam kelompok masyarakat muslim sebagai ummah. Oleh sebab itu diperlukan kajian secara komprehensif tentang kepribadian muslim tersebut.

  1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
  1. Apa pengertian kepribadian muslim?
  2. Apa saja aspek-aspek kepribadian muslim?
  3. Bagaimana proses pembentukan kepribadian muslim?

  1. Metode pemecahan masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literature/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa refrensi buku atau dari refrensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian permasalahn.

  1. Sistematika penulisan makalah
Makalah ini ditulis ke dalam 3 bagian meliputi:
BAB I : Bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan
masalah , metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan masalah.
BAB II : Bagian pembasan.
BAB III : Bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.













KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “ KONSEP KEPRIBADIAN MUSLIM “ ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan pembuatan makalh bagi mahasiswa STAIN pekalongan . mengenai kaidah dan tata cara penulisan makalah yang baik dan benar berdasarkan prinsip 6 rukun iman yang kita yakini. Hal ini dimaksudkan untuk membangun mental calon penulis makalah sesuai denga prinsip yang sudah Allah SWT berikan sehingga bias membuat penulis makalah merasa tenang dan bahagia dalam sepanjang dan sesudah membuat makalah.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas, penulis sudah berusaha dan mencoba mengeksplorasi, mensintesiskan dan mengorganisasikan dari beberapa buku mengenai teori penulisan makalah. Namun demikian, apabila dalam makalah ini dijumpai kekurang dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik konstruktif dari pembaca.
Akhirnya semoga makalah yang yang sederhana ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Pekalongan, November 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang masalah
  2. Rumusan masalah
  3. Metode pemecahan masalah
  4. Sistematika penulisan makalah
BAB II PEMBAHASAN
  1. PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TENTANG KEPRIBADIAN MUSLIM
  2. Pengertian kepribadian muslim
  3. Aspek-aspek kepribadian muslim
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran-saran atau Rekomendasi






BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Kepribadian muslim yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya baik tingkah laku luarnya, kegiatan jiwanya maupun falsafah hidupnya dan menunjukkan pengabdian kepada tuhan dan penyerahan diri kepadanNya dengan disertai beberapa sifat yang mencerminkan ciri khas sebagai seorang muslim.
Kepribadian muslim merupakan suatu hasil dari proses sepanjang hidup. Kepribadian muslim tidak terjadi sekaligus, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Oleh sebab itu banyak factor yang membentuk kepribadian muslim tersebut.

  1. Saran-saran
Dengan memahami konsep kepribadian muslim dalam perspektif filsafat pendidikan islam dapat diharapkan nantinya seorang pendidik dapat berfikir, berkata dan bertindak dengan bernafaskan islami. Karena dalam tujuan pendidikan islam itu sendiri menurut Al-Mawardi adalah diharapkan dari seorang pendidik menjadi figure yang dapat dicontoh peserta didik dan masyarakat, oleh karena itu segala tingkah laku pendidik harus sesuai dan sejalan dengan norma dan nilai ajaran agama yang berasal dari wahyu sehingga peserta didik akan mencontohnya. Hal ini senada dengan yang dikatakan Zakiyah Drajat bahwa faktor terpenting bagi seorang pendidik adalah pribadinnya. Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia akan menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi peserta didiknya, ataukah menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan peserta didiknya.
Sedangkan bagi seorang peserta didik denan memahami konsep kepribadian muslim dalam perspektif filsafat pendidikan islam diharapkan peserta didik nantinya dapat berbudi pekerti (berkepribadian) yang baik sehingga dapat mudah menyerap ilmu yang diajarkan oleh pendidiknya serta nantinya diharapkan seorang peserta didik mendapatkan kebahagiaan didunia dan diakherat. Dan menjadi seorang yang paripurna (insane kamil) hal ini seperti yang dikatakan oleh Hamka bahwa tujuan dari pendidikan adalah terapannya manusia yang sempurna atau insane kamil. Sedang menurut Zakiyah Drajat konsep Insan Kamil diartikan sebagai manusia utuh Rohani dan Jasmaninya dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwa kepada Allah SWT.