TUGAS
INDIVIDU
MORFOLOGI
DAN MACAM – MACAM PROSES MORFOLOGI
Di
Susun Guna Untuk Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah :
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Moh. Fauzan, M. Pd
Di
susun oleh :
Naila
Rahmatillah
202109322
Kelas
H
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(
STAIN ) PEKALONGAN
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang maslah
Pembicaraan mengenal
morfologi bahasa indonesia sebenarnya telah banyak dilakukan orang,
baik dalam sebuah buku khusus, maupun sebagai sebagian dari sebuah
buku yang lebih luas, yaitu buku tata bahasa, baik yang bersifat
preskriptif maupun yang katanya bersifat deskriptif.
Permasalahan –
permasalahan lain yang sering tibul biasanya dalam hal ketatabahasaan
terkait dengan penggunaan afiks, didalam buku – buku bahasa
indonesia yang ada baik yang tradisional, yang struktural dan yang
lainnya biasanya hanya mendiskripsikan keteraturan – keteraturan
ketatabahasan yang ada, dan tidak menjelakan mengapa keteraturan –
keteraturan itu terjadi, oleh karena itu hasil analisis yang
digunakan belum dapat digunakan untuk membuat suatu prediksi (
karangan ilmiah ), padahal salah satu ilmu adalah membuat suatu
prediksi.
Datang dari
permasalahan – permasalahan tersebut penulis ingin menguraikan
permasalahan – permasalahan yang terkait dengan materi tentang
morfologi. Yang mana dalam makalah ini akan penulis jelaskan mengenai
hakikat morfologi dan macam – macam proses morfologi.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut perlu merumuskan masalah sebagai pijakan untuk
terfokusnya kajian makalah ini.
Adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut :
- Bagaimana hakikat morfologi ?
- Apa saja macam – macam proses morfologi ?
- Metode pemecahan masalah
Metode pemecahan
masalah yang dilakukan melalui study literatur / metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa refrensi buku atau dari
refrensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Langkah – langkah
pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan
dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah –
langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai sumber.
- Sistematika penulisan makalah
Makalah ini kami ke
dalam 3 bagian, yaitu :
- Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah dan sistematika penulisan penulisan masalah.
- Bab II, Pembahasan
- Bab III, Bagian penutupan yang terdiri dari kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
- Hakikat Morfologi
Secara etimologi
kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “ bentuk “ dan
kata logi yang berarti “ ilmu “. Jadi secara harfiah kata
morfologi berarti “ ilmu “ mengenai bentuk”’
Didalam kajian
linguistik, morfologi berarti “ ilmu mengenai bentuk dan
pembentukan kata” sedangkan didalam kajian biologi morfologi
berarti berarti “ ilmu mengenai bentuk – bentuk sel – sel
tumbuhan atau jasad – jasad hidup.1
- Macam – Macam Proses Morfologi
Proses morfologi
pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar
melalui pembubuhan afiks ( dalam proses afiksasi ), pengulangan (
reduplikasi ), penggabungan / pemajemukan ( dalam proses komposisi /
kombinasi ), pemendekan ( dalam proses abreviasi ). Dan pengubahan
status / pengubahan afiks yang membatasi makna gramatikalnya ( dalam
proses konversi / derivasi ), kata penghubung intra kalimat dan kata
penghubung antar kalimat.
Dalam proses
afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya
menjadi sebuah kata. Berkenaan dengan jenis afiksnya, biasanya proses
afiksasi itu dibedakan atas prefiksasi, yaitu proses pembubuhan
prefiks ( awalan ), konfiksasi yaitu proses pembubuhan konfiks (
apitan ), infiksasi yaitu proses pembubuhan infiks ( sisipan ), dan
sufiksasi yaitu proses pembubuhan sufiks ( akhiran ).
Proses morfologi
melibatkan komponen :
- Bentuk dasar
Yaitu bentuk yang
kepadanya dilakukan proses morfologi. Bentuk dasar itu dapat berupa
akar seperti baca, pahat, dan juang pada kata membaca, memahat, dan
berjuang.
Dalam proses
reduplikasi bentuk dasar dapat berupa akar, seperti akar rumah pada
kata rumah – rumah, dan akar marah pada kata marah – marah.
Dalam proses
komposisi dapat berupa akar sate pada kata sate ayam, sate padang,
dan sate lontong ; dapat berupa dua buah akar seperti akar kampung
dan akar halaman pada kata kampung halaman, atau akar tua dan akar
muda pada kata tua muda.
- Alat pembentukan ( afiksasi, reduplikasi, komposisi / kombinasi, abreviasi, dan konversi / derivasi )
Komponen kedua dalam
proses morfologi adalah pembentuk kata. Sejauh ini alat pembentuk
dalam proses morfologi adalah :
- Afiks dalam proses afiksasi
Proses prefiksasi
dilakukan oleh prefiks ber-, me-, di-, ter-, ke, dan se-; infiksasi
dilakukan oleh infiks -el-, -em-, dan -er-; sufiksasi, dilakukan oleh
sufiks –an, -kan, dan –i; sedangkan konfiksasi dilakukan oleh
konfiks pe-an, per-an, ke-an, dan ber-an, di-an.
- Pengulangan dalam proses reduplikasi
Reduplikasi dapat
terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk ber afiks
dan berupa bentuk komposisi. Hasil dari proses reduplikasi disebut
dengan istilah kata ulang. Secara umum dikenal adanya 3 macam
pengulangan, yaitu pengulangan secara utuh, pengulangan dengan
pengubahan bunyi vokal maupun konsonan, dan pengulangan sebagian.
- Penggabungan dalam proses komposisi / kombinasi.
Penggabungan ini
merupakan alat yang banyak digunakan dalam pembentukan kata karena
banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata.
Contoh : segitiga,
saputangan, matahari, tepuk tangan, tanggung jawab, air mata.
- Pendekan atau penyingkatan dalam proses abreviasi.
Proses pembentukan
yang keempat adalah abreviasi
khusus yang digunakan dalam proses akronimisasi. Disebut abreviasi
khusus karena semua abreviasi menghasilkan akronim. Abreviasi dari
bentuk Sekolah Menengah Atas menjadi SMA adalah bukan akronim, tetapi
hasil dari abreviasi dari Jakarta Bogor Ciawi menjadi Jagorawi adalah
akronim.
- Pengubahan status dalam proses konversi/derivasi.
Koversi atau
derivasi lazim juga disebut derivasi zero,transmutasi atau
transposisi adalah proses pembentukan kata dari sebuah dasar
berkategori tertentu menjadi kata berkategori lain,tanpa mengubah
bentuk fisik dari dasar itu.Misalnya,
bentuk gunting yang berstatus nomina dalam kalimat “ gunting ini
terbuat dari baja “ dapat diubah statusnya menjadi bentuk gunting
yang berstatus verba, seperti kalimat “ gunting dulu baik – baik,
nanti baru dilem”.2
- Kata Penghubung Intrakalimat
adalah
kata penghubung intrakalimat, yaitu kata penghubung yang terletak
didalam kalimat, baik dalam kalimat tunggal maupun dalam kalimat
majemuk. Ada kata penghubung intrakalimat yang harus didahului tanda
dan ada pula yang tidak.
- Kata penghubung intrakalimat yang harus didahului tanda koma, antara lain sebagai berikut :3
- -, tetapi –
- -, sedangkan –
- -, melainkan –
- -, hanya –
- -, seperti –
- -, antara lain –
- -, malah – atau -, malahan –
- -, apalagi –
- -, kecuali –
- -, yakni –
- -, yaitu -
- -, bahkan –
Misalnya
; hidup tanpa tujuan yang pasti tidak akan menghasilkan apa – apa,
kecuali kekecewaan.4
- Kata penghubung intrakalimat yang tidak boleh didahului tanda koma, antara lain sebagai berikut :5
- Jika
- Apabila
- Agar
- Supaya
- Meskipun
- Walaupun
- Bagaimanapun
- Bahwa
- Sungguhpun
- Sebab
- Karena
- Sehingga
- Sesudah
- Setelah
- Sebelum
Misalnya
: saya betul – betul terpesona kepadanya sehingga saya terus
menatapnya.6
Kata
penghubung seperti dan, serta, atau, tidak boleh didahului tanda koma
jika rincian dalam kalimat hanya dua unsure, tetapi jika rincian
dalam kalimat lebih dari dua unsure, kata penghubung itu harus
didahului tanda koma. Contoh :
- Tas dan buku itu saya letakkan diatas meja. ( dua unsur )
- Tas, buku, dan pensil itu saya letakkan diatas meja. ( tiga unsure )
- Kata Penghubung Antarkalimat
Adalah
kata penghubung antarkalimat, yaitu kata penghubung yang terletak
diawal kalimat.
Ungkapan
ini harus selalu diikuti tanda koma, seperti :7
- Namun,-
- Jadi,-
- Pertama,-
- Selanjutnya,-
- Akan tetapi,-
- Walau demikian,-
- Meskipun demikian,-
- Oleh karena itu,-
- Sehubungan dengan itu,-
- Lagi pula,-
- Selain itu,-
- Sebaliknya,-
- Sebenarnya,-
- Sebagai kesimpulan,-
- Makna Gramatikal
Makna gramatikal
mempunyai hubungan erat dengan komponen makna yang dimiliki oleh
bentuk dasar yang terlibat dalam proses pembentukan kata.
Setiap makna
gramatikal dari suatu proses morfologi akan menampakkan makna atau
bentuk dasarnya.
Contoh:bersdasi
makna gramatikalnya memakai dasi,berkuda makna gramatikalnya
mengendarai kuda, dan bentuk berdiskusi makna gramatikalnya adalah
melakukan diskusi.
- Hasil proses pembentukan
Proses morfologi
atau proses pembentukan kata mempunyai dua hasil yaitu bentuk dan
makna gramatikal.Bentuk dan makna gramatikal merupakan dua hal yang
berkaitan erat, bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna gramatikal
merupakan isi dari wujud fisik atau bentuk itu.
Wujud fisik dari
hasil proses afiksasi adalah kata berafiks, disebut juga kata
berimbuhan, kata turunan atau kata terbitan. Wujud fisik dari proses
reduplikasi adalah kata ulang, atau disebut juga bentuk ulang. Wujud
fisik dari hasil proses komposisi adalah kata gebung, disebut juga
gabungan kata, kelompok kata atau kata mejemuk.8
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Morfologi
berarti ilmu mengenai bentuk – bentuk dan pembentukan kata –
kata.
Macam
– macam proses morfologi adalah proses pembentukan kata dari sebuah
bentuk dasar melalui :
- Pembubuhan afiks ( dalam proses afiksasi )
- Penggunaan / pemajemukan ( dalam proses komposisi / kombinasi )
- Pengulangan ( reduplikasi )
- Pemendekan ( dalam proses abreviasi )
- Pengubahan status / pengubahan afiks yang membatasi makna gramatikalnya ( dalam proses konversi / dirivasi )
- Kata penghubung intrakalimat
- Kata penghubung antarkalimat
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia ( Pendekatan Proses ).
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Karyanto,
Umum Budi. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta
: Gama Media Yogyakarta.
Tukan,
Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta : PT. Ghalia
Indonesia.
DATA
DIRI
NAMA :
NAILA RAHMATILLAH
NIM :
202109322
TEMPAT
TANGGAL LAHIR : PEKALONGAN, 14 FEBRUARI 1991
ALAMAT : JL. DHARMA BHAKTI GG. 07
NO. 107 MEDONO PEKALONGAN
RIWAYAT
HIDUP : MSI 08 MEDONO
SMP
SALAFIYAH KAUMAN PEKALONGAN
SMK
N 2 PEKALONGAN
HOBI :
TRAVELING
ALAMAT
FACEBOOK :RAHMATILLAH_NAILA@YAHOO.COM
NO.
TELEPHON : 085742929831
1
Abdul Chaer , Morfologi Bahasa Indonesia ( pendekatan proses ), (
Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. 2008 ). Hal. 3
2
Ibid. Hal. 27 – 28.
3
Umum Budi Karyanto, M. Hum, Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, ( Yogyakarta : Gama media Yogyakarta. 2009 )
Hal. 48 – 49.
4
Paulus Tukan, S. Pd, Mahir Berbahasa Indonesia, (
Jakarta ; PT Ghalia Indonesia, 2006 ) Hal. 91
5
Umum Budi Karyanto, . Hum, Loc cit,
6
Paulus Tukan, Loc cit.
7
Umum Budi Karyanto, M. Hum, Op . cit, Hal. 50
8
Abdul Chaer , Op. Cit , hal.28-29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar